Melihat angka 30 berbaris rapi di kolom paling kiri tabel klasemen Liga 1,pertanda para kontestan liga profesional kasta tertinggi di Indonesia tersebut sudah bermain sebanyak 30 kali. Jika Anda perhatikan tabel klasemen per hari ini (21/10), seperti gambar di bawah, kecuali Borneo FC dan Persib Bandung, keenam belas tim lainnya semuanya sudah bermain sebanyak 30 kali.
Klasemen 5 Besar hingga pertandingan ke-30 (Google)
Tertundanya partai Borneo FC terkait insiden yang terjadi saat Borneo FC menjadi Bali United pada Senin (11/9) silam, seperti dilansir dari laman cnnindonesia.com (*),sehingga Borneo FC dihukum tak boleh menggelar empat laga di kandang sendiri, Stadion Segiri, Samarinda. Sesuai peraturan yang berlaku, Borneo FC harus menjalani "partai usiran" di stadion yang berjarak minimal 100 kilometer, dengan laga yang digelar tanpa penonton.
Ada apa dengan angka 30 tadi? Bagi saya, hal itu adalah pertanda bagus karena mulai adanya perbaikan dalam pengelolaan kompetisi di Tanah Air. Seingat saya, pada beberapa musim kompetisi sebelumnya, sejak Liga Super Indonesia (LSI) digelar, maka perbedaan jumlah pertandingan hingga 4 sampai 5 partai antara satu tim dengan tim-tim lainnya, sudah biasa terjadi. Misalnya, ketika beberapa tim sudah memainkan 20 laga, maka ada beberapa tim lain yang baru menyelesaikan 15, 14, atau 13 laga. Tentu ada alasan satu dan lain hal sehingga kondisi itu bisa terjadi.
Akan tetapi, melihat Liga 1yang sudah lebih teratur, menjadi penghiburan bagi saya secara pribadi, sekaligus menyiratkan harapan mengenai masa depan kompetisi persepakbolaan nasional. Tertundanya 1 laga yang terkadang harus dialami oleh beberapa tim, hal itu pun sudah jelas penyebabnya, termasuk kapan laga susulan akan digelar. Komisi Disiplin (KomDis) PSSI pun sudah mulai bekerja dengan cukup baik, untuk memastikan bahwa disiplin atau sanksi harus ditegakkan sesuai peraturan yang berlaku.
Bagi saya, hal itu tanda bagus, sekalipun masih ada banyak "PR" yang harus diselesaikan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) berkordinasi dengan PSSI selaku induk persepakbolaan nasional, misalnya: persoalan mutu wasit nasional yang perlu ditingkatkan; penegakan peraturan yang tegas dan tidak pandang bulu,penyediaan sarana medis yang memadai ketika pertandingan berlangsung; pemahaman soal pertolongan pertama bagi tim medis, ofisial tim, dan para pemain, ketika ada pemain mengalami cedera serius saat pertandingan; prosedur dan penyelesaian untuk keputusan kontroversial dari wasit; dan lain sebagainya.
Semoga semangat perbaikan yang diusung oleh PSSI dan para pengurus PT LIB, juga mendapat dukungan penuh dari asosiasi pemain nasional, para petinggi dan manajemen klub, para pelatih dan ofisial, hingga para pemain dan pendukung tim-tim yang tersebar di seluruh Indonesia---mulai dari Liga 3 hingga Liga 1,juga dari aparat atau pihak yang berwajib sebagai "penjamin keamanan" setiap kali pertandingan digelar.
Akhirnya, kita pun berharap pengelolaan yang semakin profesional, yang bermula dari niat yang tulus untuk perbaikan dan perkembangan sepak bola nasional, kelak tak hanya dapat berimbas pada prestasi tim nasional, tetapi juga dapat menarik minat para investor, juga pemain-pemain asing yang berkualitas untuk ikut meramaikan kompetisi di Indonesia. Tentu saja, bukan pekerjaan mudah, akan ada banyak tantangan, rintangan, dan hambatan, namun ... jika perbaikan ini terus dilakukan dan "disempurnakan" dengan kerja sama semua pihak yang terkait, ada harapan bahwa kelak dalam waktu 5, 10, hingga 20 tahun ke depan, kita menikmati buah dari kerja keras dan keseriusan dalam perbaikan sepak bola di Tanah Air.
Mari kita nantikan dan dukung bersama!
Salam olahraga,
-wsp-
Referensi:
(*) CNN
Sumber : Kompasiana.com
Post a Comment