"Kids Jaman Now" dan Gejala "Tsunami" Bahasa

"Kids Jaman Now" dan Gejala "Tsunami" Bahasa

Bahasa memang selalu dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi informasi, begitu pula dengan bahasa Indonesia. Banyak kejutan dalam penggunaaan bahasa Indonesia termasuk istilah-istilah baru yang bermunculan belakangan ini. Istilah kids jaman now adalah salah satu fenomena dalam bahasa Indonesia yang merupakan sebuah penggabungan bahasa dari dua negara yang berbeda dalam kaidah struktur bahasa.
Istilah Kids jaman now semakin poluler di media sosial. Banyak orang yang menyelipkan istilah yang sedang viral ini dalam status komunikasi di media sosialnya. Bahkan tidak sedikit portal berita daring (on-line) menjadikan istilah ini sebagai tajuk berita dan memanfaatkan polularitas istilah ini untuk mendongkrak pengunjung portalnya. Entah dari mana dan siapa yang memopulerkan istilah tersebut hingga istilah ini menjadi viral.
Kids jaman now merupakan istilah yang lahir dari penggabungan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Istilah ini diartikan sebagai "anak-anak zaman sekarang". Sekalipun secara aturan dalam kaidah bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia istilah ini tidak benar, tetapi istilah ini menjadi sangat populer di masyarakat pengguna gawai (gadget).
Sebenarnya sebelum istilah ini menjadi viral, fenomena penggunaan bahasa Inggris yang "disalahgunakan" sudah banyak terjadi, contohnya saja dalam candaan seringkali orang Indonesia menggunakan kata dalam bahasa Inggris no what-what untuk menggantikan kata "tidak apa-apa". Padahal bahasa Inggris tidak mengenal frasa tersebut dan pengulangan kata. Bahasa Inggris akan menambahkan huruf "s" ketika akan membuat kata benda menjadi bentuk jamak. Lagi pula dalam bahasa Inggris frasa atau kalimat it is okay yang bermakna "tidak apa-apa".Demikian pula dengan istilah "anak zaman sekarang" dalam bahasa Inggris sebenarnya adalah  children of today yang kemudian dalam bahasa sosialita di Indonesia menjadi kids jaman now.
Munculnya keragaman bahasa yang timbul akibat interaksi sosial dan kemajuan teknologi memang menjadi sebuah wujud kreativitas berbahasa, tetapi penggunaannya dapat dianggap sebagai ancaman serius bagi perkembangan bahasa Indonesia yang benar dan baik. Mengapa demikian?
Alasan pertama dari sisi kaidah tentu saja pencampuran bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dapat merusak aturan kaidah bahasa. Struktur dan pola kalimat bahasa Indonesia menganut struktur hukum D -- M (diterangkan -- menerangkan), sedangkan bahasa Inggris menganut struktur hukum kalimat M -- D (menerangkan- diterangkan), tetapi kemudian dicampuradukkan dalam penggunaannya.
Alasan kedua tentu saja masalah posisi dan kewibawaan bahasa Indonesia. Saat ini posisi bahasa Indonesia lemah jika dibandingkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hal ini tampak secara kasat mata pada papan-papan nama di ruang publik di kota-kota besar di Indonesia. Ruang-ruang publik kita sudah dipenuhi oleh papan-papan nama berbahasa Inggris sehingga kita seperti tidak sedang berada di Indonesia.
Tentu saja jika fenomena kids jaman now dibiarkan populer dan dianggap lumrah, maka akan menjadi ancaman "tsunami bahasa" bagi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia akan musnah seperti tsunami yang meluluhlantakkan daratan. Bahasa Indonesia akan semakin sulit menahan gempuran bahasa asing khususnya bahasa Inggris.
Lalu sanggupkah bahasa Indonesia bertahan dalam penggunaannya yang benar dan baik? Sudah tentu jawabannya ada pada kita sebagai pengguna bahasa Indonesia. Kita yang seharusnya menjadikan bahasa sebagai identitas yang menandai keindonesiaan kita.
Sumber : Kompasiana.com

Post a Comment

[blogger][disqus][facebook][spotim]

Unib Corner

{facebook#https://facebook.com/unib.corner} {twitter#https://twitter.com/unibcorner17} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCabAbOrEQXOngEET_6S1U7w?view_as=subscriber} {instagram#https://instagram.com/unibcorner}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Theme images by enjoynz. Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget