Pada 14 oktober yang lau, mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyebutkan orang berketurunan bugis sebagai orang lanun (perompak) saat berpidato di hadapan para pendukungnya yang diprakarsai oleh Himpunan Rakyat Sayangi Malaysia.
Pidato tersebut telah beredar di media sosial secara terang-terangan menyinggung rival politiknya yaitu Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak yang berdarah bugis.
"Mungkin karena dia (Najib Razak) berasal dari lanun Bugis. Entah macamana dia sesat sampai ke malaysia. Pergi baliklah ke Bugis." Ucap Mahathir dalam pidatonya. Anehnya, Di tengah pidato fenomenal yang mengandung rasis, para pendukungnya justru bersorak dan bertepuk tangan.
Pernyataan mahathir tersebut menuai kritikan di banyak kalangan utamanya para etnis yang berketurunan Bugis. Arwin Welhalmina salah satunya mengungkapkan bahwa Mahathir telah merusak reputasi suku bugis di Negeri Jiran."Mahathir telah menciderai nama Baik suku kami (Bugis) dan ucapan itu bukan ciri seorang negarawan. Justru sebaiknya mahathir perlu belajar lagi dengan orang Bugis yang berbaur dengan ratusan suku dan bahasa yang ada di Indonesia dan bisa dikatakan orang berketurunan Bugis ada di tiap-tiap negara dibelahan dunia ini." Terang Ketua Umum Perhimpunan Pemuda Bugis-Makassar Indonesia (PPBMI).
Selain itu, Pegiat gerakan sosial ini juga saat dikonfirmasi menambahkan bahwa dirinya telah mendatangi Kedubes Malaysia di Jakarta. "Iya tadi siang kami ke kedubes Malaysia. Tujuan kami jelas untuk melayangkan protes atas penghinan suku kami . Dan kami meminta kepada kedubes malaysia sebagai representasi pemerintahannya di Indonesia, agar segera meminta Mahathir Mohamad untuk menarik ucapannya dan melakukan permintaan maaf secara terbuka. Jika dalam tempo yang sesingkat-singkatnya Mahathir tidak melakukan upaya permintaan maaf maka kami akan mengepung kedubes malaysia untuk melakukan aksi demonstrasi," Jelasnya.
Sumber : Kompasiana.com
Post a Comment